Kamis, 21 Februari 2013

Senyuman dan Tangisan

Dalam kehidupan kita, tersenyum dan menangis sudah menjadi hal yang pasti, adakah orang yang tak pernah tersenyum atau menangis? Hati-hati bila anda tidak pernah menangis atau tersenyum, saat ada humor orang lain tersenyum anda sama sekali tidak bereaksi atau anda baru tersenyum lima menit kemudian, bisa perasaan anda yang telah membatu atau mungkin anda dekat dengan penyakit schizoprenia. Senyuman dan tangisan adalah ice breaking dalam rutinitas kehidupan, denganya perasaan yang tidak dapat keluar dengan kata-kata bisa terungkapkan. Bahkan percayakah anda? Senyuman dan tangisan akan senantiasa mengiringi kita dari saat kita lahir sampai kita mati nanti. Saat kita lahir, kita menangis, hal yang alamiah dan bagus untuk pernafasan kita karena dengan menangis kita akan menghirup udara sehingga bisa bernafas. Maha suci Allah yang telah mengatur semuannya. Sesuai dengan firmanNya:
“dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis,“ [QS. An-Najm: 43]


Orang-orang pun ada yang tersenyum atas kelahiran kita ada juga yang menangis bahagia atau terharu karena akhirnya kita telah lahir. Kemudian waktu bergulir dan sampailah saat kita menyaksikan senyum dan tangis untuk terakhir kalinya. Ya di saat hari kematian kita, kita punya dua pilihan,
Pertama, kita akan jadi orang yang tersenyum di saat kematian kita karena kita akan bertemu dengan Rabb kita dan tentunya membawa bekal yang cukup untuk menjadi golongan orang-orang yang masuk ke surgaNya. Sedangkan orang-orang hidup menangis karena kehilangan kita dan segala kebaikan-kebaikan kita.
Atau

Kedua, kitalah yang akan menangis, menangis karena kita belum siap menghadapNya dengan segala dosa yang ada pada diri kita. Sedangkan orang hidup malah tersenyum dengan kepergian kita. Entah karena mereka bebas dari gangguan kita, entah mereka tersenyum karena tidak lagi melihat ahli maksiat dan sebagainya. Na’udzubillahimindzalik.
Saat ustadz aam mengatakan hal ini spontan saya jadi sangat tersentuh, sedih, malu bahkan air mata keluar. Kawan, sungguh kita punya pilihan, jika hari ini kita dipanggil olehNya, akankah kita menjadi orang yang tersenyum atau kita menjadi orang yang menangis? Dan saya berkata pada diri sendiri, saya hari ini sangatlah jauh untuk menjadi orang yang tersenyum, saya yakin saat ini akan menjadi orang yang menangis dengan dosa-dosa yang banyak. Maka, bersyukur kepada Allah karena hari ini masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dan terus berdoa, “yaa Rabb, jadikanlah hambaMu ini orang yang tersenyum di hari kematian nanti”
Semoga dapat menjadi pengingat bagi saya pribadi dan antum yang membaca dan merenungkannya dengan sepenuh hati.